Sebutkan tokoh dan watak yang ada di film G 30 S PKI
PPKn
Anonyme
Pertanyaan
Sebutkan tokoh dan watak yang ada di film G 30 S PKI
1 Jawaban
-
1. Jawaban dickyw91
yang ada di film g 30 spki adalah
Selama berkarya, Arifin C Noer beberapa kali memenangkan Piala Citra untuk penghargaan film terbaik dan penulis skenario terbaik. Film Pengkhianatan G30S PKI menjadi yang kedelapan dia sutradarai saat itu. Dia juga pernah bermain dalam film Cas Cis Cus (1989), yang disutradarai Teguh Karya.
Sementara penata musik film ini, Embie C Noer, adalah adik Arifin C Noer, yang lahir pada 17 Juli 1955. Pada 1982, Embie telah memperoleh Piala Citra untuk Penataan Musik Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) dalam film Serangan Fajar, yang juga disutradarai Arifin C Noer. Dia pun meraih banyak penghargaan lain. Sampai sekarang, Embie masih berkarya sebagai penata musik untuk teater, film dan televisi.
Penata sinematografi film G30S PKI adalah Hasan Basri Jafar, yang saat itu aktif di perfilman Indonesia. Sejak 1965, Hasan menjadi juru kamera untuk film-film dokumenter produksi Pemda DKI Jaya dan produksi perusahaan perminyakan. Di tangan pria kelahiran 14 September 1943 ini, film ini mendapat nominasi penghargaan untuk kategori sinematrografi di FFI 1984. Film garapan Hasan yang lain pernah masuk unggulan di FFI 1980, yaitu Anna Maria (1980).
Para pemeran film Pengkhianatan G30S PKI juga merupakan tokoh-tokoh terkenal. Salah satunya, Umar Kayam pemeran Soekarno, yang dikenal sebagai sosiolog, novelis, cerpenis, budayawan Indonesia. Umar Kayam lahir di Ngawi, Jawa Timur pada 30 April 1932 dan meninggal di Jakarta, 16 Maret 2002 lalu.
Mengenai keterlibatan Umar Kayam, GM juga menyinggungnya dalam tulisannya di fan page Facebook. Dwipayana pernah mengatakan, Umar Kayam bukan pilihan pertama untuk memerankan Soekarno. Justru yang awalnya dipilih memerankannya Eddy Sud, pelawak yang mirip Bung Karno muda. Namun, rencana itu batal karena Soeharto tidak setuju. Akhirnya Umar Kayam yang dipilih.
Lalu, ada Syubah Asa, pemeran DN Aidit. Dia dikenal sebagai sastrawan, seniman, dan wartawan senior Indonesia. Syubah Asa yang lahir di Pekalongan, 21 Desember 1941 dan meninggal dalam usianya 68 tahun, pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta pada era 1970-an.
Ade Irawan yang berperan sebagai Yohanna Sunarti, istri Jenderal AH Nasution, merupakan aktris senior Indonesia yang membintangi banyak film. Saat itu, Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI menjadi film ke-73 yang dibintangi aktris berusia 80 tahun ini. Ade Irawan yang juga menulis skenario, memulai kariernya pada tahun 1964 dalam film Di Ambang Fadjar.
Beberapa pemeran lain dalam film G30S PKI adalah Amoroso Katamsi yang berperan sebagai Soeharto. Usianya 43 tahun saat bermain film itu. Amoroso lahir pada 21 Oktober 1940 atau saat ini berusia 76 tahun. Dia juga pernah menjadi ketua PARFI. Sementara Bram Adrianto (75), memerankan Letkol Untung. Bram yang lahir 11 Februari 1942 merupakan anggota teater pimpinan Rendra Karno. Dia memulai debut film pertamanya sebagai peran pembantu dalam Gadis di Seberang Djalan tahun 1960.
Selanjutnya, Wawan Wanisar yang berperan sebagai Lettu Pierre Tendean (67), lahir di Jakarta, 13 Desember 1949. Wawan juga dikenal bermain dalam film Naga Bonar pada tahun 1987 sebagai Mayor Lukman. Sampai kini, Wawan masih aktif bermain film dan sinetron.
Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI yang menghabiskan dana Rp800 juta memenangkan satu Piala Citra untuk Skenario Terbaik. Film ini juga masuk tujuh nominasi dalam FFI 1984 untuk kategori Film Cerita Terbaik, Penyutradaraan Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik untuk Amoroso Katamsi, Tata Kamera Terbaik untuk Hasan Basri, Tata Musik Terbaik untuk Embie C Noer, dan Tata Artistik Terbaik untuk Farraz Effendy. Pada 1985, film ini juga menerima Piala Antemas atau Penghargaan Khusus sebagai Film Unggulan Terlaris periode 1984-1985.
Ada dua film lain yang dikaitkan dengan film ini dan disebut sebagai sekuelnya oleh PPFN, yakni film Djakarta 1966 (1982) dan Operasi Trisula (1987). Djakarta 1966 berdurasi 135 menit, juga disutradarai oleh Arifin C Noer. Dikutip dari filmindonesia.or.id, film ini disebutkan secara kronologis membeberkan proses lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) di tahun 1966. Setelah peristiwa G30S PKI tahun sebelumnya, Presiden Soekarno tidak segera melakukan penyelesaian politik yang memuaskan. Jakarta dipenuhi demonstrasi mahasiswa. Mereka mencetuskan Tritura yakni, pembubaran PKI, perombakan kabinet, dan penurunan harga. Saat keadaan makin genting, Soekarno akhirnya memberi wewenang berupa Supersemar pada Letjen Soeharto untuk memulihkan keamanan negara. Berdasarkan kewenangan itu, Soeharto memerintahkan pembubaran PKI